Kamis, 04 Juli 2013 0 komentar

NILAI MATAKULIAH KOMPUTER AKADEMI KEPERAWATAN KELAS 1D



No
Nama
Nilai
1
Agung fuji hermanto
B
2
Ahmad edi sugianto
B
3
ahmad fausi
TUGAS BLOG
4
ahmad ilham wahyudi
A
5
alandea yudis p
A
6
alfi zahrah
B
7
anurinta devi ariyanti
B
8
diding prasetyo budi
A
9
dinda el miyanti
A
10
emmi anis isnaini
B
11
ernawati
A
12
erwin haryadi
B
13
fettri aprilina jayanti
TUGAS BLOG
14
fradila hidayat
B
15
halimatus s
B
16
herlina
A
17
husnul khotimah
B
18
ika andriani
B
19
indah sari
TUGAS BLOG
20
irwan wahyudi
B
21
kholila erawati
C
22
masruratul m
B
23
moh akram sofri
TUGAS BLOG
24
m. Aminullah
A
25
m. Arif al farisi
A
26
m. Faisal h
B
27
mulyadi
B
28
nur fajri aprilia
B
29
nuri indriani
A
30
Nurul rian hidayat
B
31
nurun novita
B
32
qurratul aini
B
33
rensi eka wati
A
34
reza syaiful islam
A
35
siti aisyah
A
36
slamet w
B
37
sofiatul h
A
38
suhanal l
A
39
susi fatmala
A
40
unsiyatul m
B
41
uzlifatul j
A

Bagi temen2 yg blum tugas blognya segerakan dikerjakan.
Selasa, 18 Juni 2013 0 komentar

Selasa, 18 Juni 2013 0 komentar

Rabu, 12 Juni 2013 0 komentar

Penerapan 6 hal yang benar (6B) dalam pemberian obat


1.1    Benar obat
1.    Mengecek program terapi pengobatan dari dokter
2.    Menanyakan ada tidaknya alergi obat
3.    Menanyakan keluhan pasien sebelum dan setelah memberikan obat
4. Mengecek label obat 3 kali (saat melihat kemasan, sebelum menuangkan, dan setelah menuangkan obat) sebelum memberikan obat
5.    Mengetahui interaksi obat
6.    Mengetahui efek samping obat
7.    Hanya memberikan obat yang disiapkan sendiri
1.2    Benar dosis
            1.    Mengecek program terapi pengobatan dari dokter
            2.    Mengecek hasil hitungan dosis dengan perawat lain (double check)
3.    Mencampur /mengoplos obat sesuai petunjuk panda label /kemasan obat
4.1.3      1.3     Benar waktu
1.    Mengecek program terapi pengobatan dari dokter
2.    Mengecek tanggal kadaluarsa obat
3. Memberikan obat dalam rentang 30 menit sebelum sampai 30 menit setelah waktu yang diprogramkan
1.4        Benar pasien
            1.    Mengecek program terapi pengobatan dari dokter
            2.    Memanggil nama pasien yang akan diberikan obat
3.    Mengecek identitas pasien pada papan /kardeks di tempat tidur pasien yang akan diberikan obat
1.5        Benar cara pemberian /rute
            1.    Mengecek program terapi pengobatan dari dokter
            2.    Mengecek cara pemberian pada label /kemasan obat
3.  Pemberian sublingual: mengecek kemampuan menelan, menunggui pasien sampai obatnya larut dalam mulut di bawah lidah.
4.    Pemberian melalui sub kutan : tidak memberikan obat  0,5 – 1 ml pada satu lokasi suntikan.
5.    Pemberian melalui obat tetes dan kulit, diindikasikan pada pasien yang mengalami gangguan pada daerah lokal (lapisan kulit paling luar)
1.6        Benar dokumentasi
            1.    Mengecek program terapi pengobatan dari dokter
2.    Mencatat  nama pasien, nama obat, dosis, cara dan waktu pemberian obat
            3.    Mencantumkan nama /inisial dan paraf
            4.    Mencatat keluhan pasien
            5.    Mencatat penolakan pasien
6.   Mencatat jumlah cairan yang digunakan untuk melarutkan obat (pada pasien yang memerlukan pembatasan cairan)

            7.    Mencatat segera setelah memberikan obat
Rabu, 12 Juni 2013 0 komentar

Pemberian obat secara sublingual


1.1    Pengertian
Pemberian obat secara sublingual merupakan pemberian obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah. Tujuannya adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah di bawah lidah merupakan pusat dari sakit. Kelebihan dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah efek obat akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari.
1.2    Mekanisme fisiologis

Pemberian obat secara topikal pada mata memiliki tujuan yang lokal. Obat yang cara pemberiannya ditaruk di bawah lidah tujuannya agar efek yang ditimbulkan lebih cepat karena pembuluh darah dibawah lidah merupakan pusat dari sakit, efek obat akan terasa lebih capat dan menghindari kerusakan saluran cerna pada metabolisme di dinding usus dan hati. 
Rabu, 12 Juni 2013 0 komentar

Pemberian obat pada mata


1.1    Pengertian
Pemberian obat pada mata dilakukan dengan cara meneteskan obat mata atau mengoleskan salep mata. Persiapan pemeriksaan struktur internal mata dilakukan dengan cara mendilatasi pupil, untuk mengukur refraksi lensa dengan cara melemahkan otot lensa, kemudian dapat juga digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.
Obat mata biasanya berbentuk cairan dan ointment/ obat salep mata yang dikemas dalam tabung kecil. Karena sifat selaput lendir dan jaringan mata yang lunak dan responsif terhadap obat, maka obat mata biasanya diramu dengan kekuatan yang rendah.
1.2    Mekanisme fisiologis
Pemberian obat pada mata memiliki tujuan yang lokal. Pada saat obat di teteskan ke mata, obat akan di absorbsi oleh  pembuluh darah yang ada di mata, dari pembuluh darah itu obat akan menuju ke organ sasaran untuk menghasilkan efek seperti yang diinginkan.

Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau salep mata obat tetes mata digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi pupil, untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara melemahkan otot lensa, kemudian juga dapat digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.
Rabu, 12 Juni 2013 0 komentar

Pemberian obat topikal pada kulit


1.1    Pengertian
Pemberian obat topikal pada kulit merupakan cara pemberian obat pada kulit dengan mengoleskan obat yang akan diberikan. Pemberian obat topikal pada kulit memiliki tujuan yang lokal, seperti pada superficial epidermis. Pemberian obat topikal pada kulit mempertahankan hidrasi atau cairan tubuh untuk mencapai homeostasis, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, menghilangkan gejala atau mengatasi infeksi. Obat ini diberikan untuk mempercepat proses penyembuhan, bila pemberian per-oral tidak dapat mencapai superficial epidermis yang sedikit pembuluh darah kapiler. Efek sistemik tidak diharapkan pada pemberian obat topikal pada kulit ini. Apabila terjadi kerusakan kulit setelah penggunaan obat topikal pada kulit, maka kemungkinan besar efek sistemik akan terjadi.
Pemberian obat topikal pada kulit berupa krim, salep, lotion, bubuk atau powder, spray aerosol. Keuntungan dari pemberian obat secara topikal bertujuan untuk efek lokal, mencegah first-pass effect serta meminimalkan efek samping sistemik. Untuk efek sistemik, menyerupai cara pemberian obat melalui intravena. Dalam pemberian obat secara topikal juga memiliki kerugian berupa secara kosmetik kurang menarik, absorbsinya tidak menentu.
1.2    Mekanisme fisiologis
Pemberian obat secara topikal pada kulit memiliki tujuan yang lokal dalam proses penyerapannya obat topikal mengalami:
1.      Lag phase, hanya di atas kulit, tidak masuk ke dalam darah
2.      Rising, dari stratum korneum diserap sampai ke kapiler dermis darah
3.      Falling, obat habis di stratum korneum. Jika terus diserap kedalam, khasiatnya akan semakin berkurang. Kurangnya konsentrasi obat yang sampai ke tempat sasaran bisa karena proses eksfoliasi (bagian atas kulit mengelupas), terhapus atau juga karena tercuci.
Faktor-faktor yang berperan dalam penyerapan obat pada kulit secara topikal, diantaranya adalah:
1.      Keadaan stratum korneum yang berperan sebagai sawar kulit untuk obat.
2.     Oklusi, yaitu penutup kedap udara pada salep berminyak yang dapat meningkatkan penetrasi dan mencegah terhapusnya obat akibat gesekan, usapan serta pencucian. Namun dapat mempercepat efek samping, infeksi, folikulitis dan miliaria jika penggunaannya bersama obat atau kombinasinya tidak tepat.
3.    Frekuensi aplikasi, seperti pada obat kortikosteroid yang kebanyakan cukup diaplikasikan satu kali sehari, serta beberapa emolien (krim protektif) yang akan meningkat penyerapannya setelah pemakaian berulang, bukan karena lama kontaknya.
4.      Kuantitas obat yang diaplikasi

Jumlah pemakaian obat topikal pada kulit ini harus cukup, jika pemakaiannya berlebihan justru malah tidak berguna bahkan dapat menyebabkan iritasi kulit. Jumlah yang akan dipakai, sesuai dengan luas permukaan kulit yang terkena infeksi.
Rabu, 12 Juni 2013 0 komentar

Pemberian obat secara sub kutan


1.1. Pengertian
Pemberian obat sub kutan adalah pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak di bawah dermis. Injeksi di bawah kulit dapat dilakukan hanya dengan obat yang tidak merangsang dan melarut baik dalam air atau minyak. Tujuan injeksi sub kutan, agar obat dapat menyebar dan diserap secara perlahan-lahan. Efeknya tidak secepat injeksi intramuscular atau intravena. Mudah dilakukan sendiri, misalnya insulin pada penyakit diabetes militus.
Tempat yang paling tepat untuk melakukan injeksi sub kutan meliputi area vascular disekitar bagian luar lengan atas, abdomen dari batas bawah kosta sampai krista iliaka, dan bagian anterior paha. Tempat yang paling sering direkomendasikan untuk injeksi heparin ialah abdomen. Tempat yang lain meliputi daerah scapula di punggung atas dan daerah ventral atas atau gluteus dorsal serta daerah scapula. Tempat yang dipilih ini harus bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, dan otot atau saraf besar dibawahnya.
Obat yang diberikan melalui rute sub kutan hanya obat dosis kecil yang larut dalam air (0,5 sampai 1 ml). Jaringan sub kutan sensitif terhadap larutan yang mengiritasi dan obat dalam volume besar. Kumpulan obat dalam jaringan dapat menimbulkan abses steril yang tampak seperti gumpalan yang mengeras dan nyeri di bawah kulit.
Jenis obat yang lazim diberikan secara sub kutan adalah vaksin, obat-obatan preoperasi, narkotik, insulin, dan heparin.

1.2 Mekanisme fisiologis
Injeksi sub kutan atau pemberian obat melalui bawah kulit pada jaringan konektif atau lemak di bawah dermis, hanya boleh digunakan untuk obat yang tidak menyebabkan iritasi jaringan. Absorpsinya terjadi secara lambat dan konstan sehingga efeknya bertahan lama. Hal ini dapat terjadi karena obat pada injeksi sub kutan masih banyak melintasi banyak membran sel sebelum tiba dalam peredaran darah. Selanjutya akan didistribusi ke dalam cairan tubuh dan jaringan tubuh, kemudian terjadi proses metabolisme pada hati sehingga obat diinaktifkan oleh enzim-enzim hati yang berupa zat yang larut dalam air untuk di ekskresikan.

Rabu, 12 Juni 2013 0 komentar

Role play aplikasi komunikasi terapeutik pada pasien penyakit terminal


Nama-nama pemeran
Ahmad ilham wahyudi : Dokter
Dinda elmiyanti         : Perawat senior
Fradila hidayah         : Keluarga pasien (Ibu)
Indah sari                 : Keluarga pasien (Adek)
Moh. aminullah         : Pasien
Nur fajri aprelia           : Perawat junior
Rensi ekawati      : Keluarga pasien (Tante I)
Sofiatul hasanah          : Keluarga pasien (Tante II)

Setting 1
Di ruang keperawatan terdapat sebuah meja dan dua buah kursi dengan tumpukan buku di atas meja. Diruang tersebut terdapat seorang perawat senior berusia 45 tahun sedang menulis dibuku catatan keperawatan, kemudian seorang perawat praktek dengan name take yang berwarna merah datang dengan wajah lugunya sesaat keduanya bercakap-cakap.
Perawat junior : Assalamu’alaikum.... (Tersenyum kearah perawat senior)
Perawat senior : Wa’alaikumsalam. (Dengan suara ketus) Dek, kamu lagi ada tugas?
Perawat junior : Kebetulan tidak ada mbak.
Perawat senior : Kalau begitu sekarang kamu masuk ke ruang ICU, disana ada pasien yang harus diberi obat karena jadwalnya dia di injeksi obat.
Perawat junior : Iya mbak. (Sambil ngangguk)
Perawat senior : Bisa dek? (Ketus) Sekalian belajar (Mengangkat alis)
Perawat junior : Iya mbak. (Mengangguk)
Perawat senior : Kamu tahu, dimana mengambil peralatan?
Perawat junior : Iya mbak saya tahu.
Perawat senior : Kamu lihat dulu status pasien di ruang keperawatan.(Jari telunjuk menunjukkan disebuah lemari)  Dan ingat jangan sampai keliru, paham kamu!
Perawat junior : Paham mbak.
Perawat senior : Berani dek.
Perawat junior : Iya mbak.
Perawat senior : Ya, sudah cepat sekarang!
Perawat junior : Ya, mbak permisi.
Perawat senior : Iya.
Dengan wajah mengkerut perawat junior pergi meninggalkan perawat seniornya dan mulai mempersiapkan peralatan, kemudian menuju ruang ICU.

Setting 2.
Diruangan ICU terdapat sederet tempat tidur dengan salah satunya berbaring pasien yang bernama amin dengan diagnosa medis gagar otak stadium IV. Terlihat Ibu Dila sesekali mengusap dadanya seperti berdo’a untuk kesembuhan anaknya dari luar ruangan sedangkan adek Indah terus memandangi kakak yang terbaring ditempat tidur.
Perawat junior : Selamat pagi bu, dek! (Tersenyum kearah ibu pasien)
Ibu + Adek : Selamat pagi, mbak! (Tersenyum kearah perawat)
Perawat junior : Begini saya disini ingin memberi obat kepada dek amin, tapi melalui injeksi sekalian mau dilakukan pemeriksaan.
Adek : Injeksi apa itu mbak? Terus obatnya rasa apa?
Ibu : Sudah-sudah jangan tanyak lagi, mbaknya mau memeriksa mas mu!
Perawat junior : Injeksi itu disuntik, dek. (Sambil tersenyum). Saya permisi bu, dek!
Ibu +Adek : Iya mbak, silahkan.
Kemudian masuklah perawat junior ke ruang ICU dengan peralatan yang dia bawa dengan bersikap ramah terhadap pasien. Sesekali pasien hanya mengeluarkan suara Heegg-Heeg berulang- ulang seperti mendengkur ketika dilakukan injeksi obat dan pemeriksaan tanda-tanda vital.
Perawat junior : Selamat pagi, dek amin!
Perawat junior : Saya suster fajri. Saya akan meberikan obat melalui injeksi, insaallah obat ini dapat membuat adek lebih baik.
Perawat junior : Permisi ya dek.!
Perawat junior : Alhamdulillah, sudah selesai.! Sekarang suster mau memeriksa adek.
Setelah dilakukannya pemeriksaan, perawat junior menjadi panik, karena alhasil kondisi pasien lambat laun semakin lemah. Secepat mungkin perawat junior menghubungi perawat senior di ruang keperawatan, berharap ada bantuan untuk pasien ini.
Perawat junior : Mbaaak...mbaak (Tergesa-gesa menuju ruang keperawatan)
Perawat senior : Ada apa?
Perawat junior : Mbak, pasien atas nama amin kondisinya semakin memburuk. Gimana ini mbak.?
Perawat senior : Yang bener kamu. Sudah saya hubungi dokter ilham.
Berselang tiga menit dari laporan perawat junior ke perawat senior dan dari perawat senior ke dokter ilham, ketiganya pun sudah berada di ruang ICU melakukan pertolongan, sekiranya pasien atas nama amien dapat diselamatkan.
Dokter : Tolong alat pemacu jantung dan peralatan lainnya disiapkan.
Perawat senior : Iya dok, sudah siap.
Dokter : Bismillahirrahmannirrahim. Kita coba sekali lagi.
Setelah dilakukan tindakan kepada pasien. Dokter hanya bisa menggelengkan kepala dan menyatakan pasien tidak dapat tertolong.
Dokter : (Menggelengkan kepala).
Perawat junior : Bagaimana dok?
Dokter : Innalillahi wa innalillahi rojhi’un. Pasien ini tidak dapat diselamatkan nyawanya.
Perawat junior : Terus bagaimana selanjutnya, dok?
Dokter : Segera kabari keluarga pasien, dan semoga keluarga yang ditinggalkan dapat tegar.
Perawat junior : Baik dok.
Perawat junior pergi keluar bersama perawat senior menemui keluarga pasien yang pada saat itu ibu pasien menangis khawatir putranya tidak dapat tertolong, dengan ditemani anaknya yang bernama indah.
Perawat j + s : (Keluar dari ruangan)
Ibu : Bagaimana sus keadaan anak saya? (Tersengah-sengah seraya sambil menangis)
Perawat senior : Maaf ibu, kami dan semua tim medis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan anak ibu, tetapi tidak berhasil.
Anak dari keluarga pasien terkejut kemudian pingsan pada saat itu juga sang perawat junior merangkulnya. Pada saat bersamaan tante pasien yang bernama tante rensi dan tante sofi datang menjenguk. Keluarga mereka yang baru datang ikut bersedih akan kejadian ini, sesaat mereka berbagi duka dan dukungan.
Tante rensi : Astagfirullah dah.! (Terkejut)
Tante sofi : Kamu kenapa nak? (Sambil meneteskan air mata)
Perawat junior : Biar saya bawa dek indah, ke tempat duduk sebelah sana, bu?
Tante rensi : Mbak yu, apa yang terjadi?
Ibu : (Hanya mengerang mengeluh sakit ditinggal anak pertamanya)
Perawat senior : Begini ibu, kami dan tim medis sudah upayakan semaksimal mungkin. Akan tetapi yang maha kuasa sudah berkehendak lain. Sabar ya ibu.
Tante sofi : Ya allah, mbak yu yang besar.!
Tante rensi : Sabar mbak, yu!
Keluarga pasien menangis histeris, sesaat jenazah pasien diantarkan ke ruang mayat oleh perawat junior dan perawat senior.

 
;