Rabu, 12 Juni 2013

Pemberian obat topikal pada kulit


1.1    Pengertian
Pemberian obat topikal pada kulit merupakan cara pemberian obat pada kulit dengan mengoleskan obat yang akan diberikan. Pemberian obat topikal pada kulit memiliki tujuan yang lokal, seperti pada superficial epidermis. Pemberian obat topikal pada kulit mempertahankan hidrasi atau cairan tubuh untuk mencapai homeostasis, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, menghilangkan gejala atau mengatasi infeksi. Obat ini diberikan untuk mempercepat proses penyembuhan, bila pemberian per-oral tidak dapat mencapai superficial epidermis yang sedikit pembuluh darah kapiler. Efek sistemik tidak diharapkan pada pemberian obat topikal pada kulit ini. Apabila terjadi kerusakan kulit setelah penggunaan obat topikal pada kulit, maka kemungkinan besar efek sistemik akan terjadi.
Pemberian obat topikal pada kulit berupa krim, salep, lotion, bubuk atau powder, spray aerosol. Keuntungan dari pemberian obat secara topikal bertujuan untuk efek lokal, mencegah first-pass effect serta meminimalkan efek samping sistemik. Untuk efek sistemik, menyerupai cara pemberian obat melalui intravena. Dalam pemberian obat secara topikal juga memiliki kerugian berupa secara kosmetik kurang menarik, absorbsinya tidak menentu.
1.2    Mekanisme fisiologis
Pemberian obat secara topikal pada kulit memiliki tujuan yang lokal dalam proses penyerapannya obat topikal mengalami:
1.      Lag phase, hanya di atas kulit, tidak masuk ke dalam darah
2.      Rising, dari stratum korneum diserap sampai ke kapiler dermis darah
3.      Falling, obat habis di stratum korneum. Jika terus diserap kedalam, khasiatnya akan semakin berkurang. Kurangnya konsentrasi obat yang sampai ke tempat sasaran bisa karena proses eksfoliasi (bagian atas kulit mengelupas), terhapus atau juga karena tercuci.
Faktor-faktor yang berperan dalam penyerapan obat pada kulit secara topikal, diantaranya adalah:
1.      Keadaan stratum korneum yang berperan sebagai sawar kulit untuk obat.
2.     Oklusi, yaitu penutup kedap udara pada salep berminyak yang dapat meningkatkan penetrasi dan mencegah terhapusnya obat akibat gesekan, usapan serta pencucian. Namun dapat mempercepat efek samping, infeksi, folikulitis dan miliaria jika penggunaannya bersama obat atau kombinasinya tidak tepat.
3.    Frekuensi aplikasi, seperti pada obat kortikosteroid yang kebanyakan cukup diaplikasikan satu kali sehari, serta beberapa emolien (krim protektif) yang akan meningkat penyerapannya setelah pemakaian berulang, bukan karena lama kontaknya.
4.      Kuantitas obat yang diaplikasi

Jumlah pemakaian obat topikal pada kulit ini harus cukup, jika pemakaiannya berlebihan justru malah tidak berguna bahkan dapat menyebabkan iritasi kulit. Jumlah yang akan dipakai, sesuai dengan luas permukaan kulit yang terkena infeksi.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;