1.1 Pengertian
Pemberian obat
topikal pada kulit merupakan cara pemberian obat pada kulit dengan mengoleskan
obat yang akan diberikan. Pemberian obat topikal pada kulit memiliki tujuan
yang lokal, seperti pada superficial epidermis. Pemberian obat topikal pada
kulit mempertahankan hidrasi atau cairan tubuh untuk mencapai homeostasis,
melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, menghilangkan gejala atau
mengatasi infeksi. Obat ini diberikan untuk mempercepat proses penyembuhan,
bila pemberian per-oral tidak dapat mencapai superficial epidermis yang sedikit
pembuluh darah kapiler. Efek sistemik tidak diharapkan pada pemberian obat
topikal pada kulit ini. Apabila terjadi kerusakan kulit setelah penggunaan obat
topikal pada kulit, maka kemungkinan besar efek sistemik akan terjadi.
Pemberian obat
topikal pada kulit berupa krim, salep, lotion, bubuk atau powder, spray
aerosol. Keuntungan dari pemberian obat secara topikal bertujuan untuk efek
lokal, mencegah first-pass effect serta meminimalkan efek samping sistemik. Untuk
efek sistemik, menyerupai cara pemberian obat melalui intravena. Dalam pemberian
obat secara topikal juga memiliki kerugian berupa secara kosmetik kurang
menarik, absorbsinya tidak menentu.
1.2 Mekanisme fisiologis
Pemberian obat
secara topikal pada kulit memiliki tujuan yang lokal dalam proses penyerapannya
obat topikal mengalami:
1. Lag phase, hanya di atas kulit, tidak masuk ke
dalam darah
2. Rising, dari stratum korneum diserap sampai ke
kapiler dermis darah
3. Falling, obat habis di stratum korneum. Jika terus
diserap kedalam, khasiatnya akan semakin berkurang. Kurangnya konsentrasi obat
yang sampai ke tempat sasaran bisa karena proses eksfoliasi (bagian atas kulit
mengelupas), terhapus atau juga karena tercuci.
Faktor-faktor yang
berperan dalam penyerapan obat pada kulit secara topikal, diantaranya adalah:
1. Keadaan stratum korneum yang berperan sebagai
sawar kulit untuk obat.
2. Oklusi, yaitu penutup kedap udara pada salep
berminyak yang dapat meningkatkan penetrasi dan mencegah terhapusnya obat
akibat gesekan, usapan serta pencucian. Namun dapat mempercepat efek samping,
infeksi, folikulitis dan miliaria jika penggunaannya bersama obat atau
kombinasinya tidak tepat.
3. Frekuensi aplikasi, seperti pada obat
kortikosteroid yang kebanyakan cukup diaplikasikan satu kali sehari, serta
beberapa emolien (krim protektif) yang akan meningkat penyerapannya setelah
pemakaian berulang, bukan karena lama kontaknya.
4. Kuantitas obat yang diaplikasi
Jumlah pemakaian obat topikal pada
kulit ini harus cukup, jika pemakaiannya berlebihan justru malah tidak berguna
bahkan dapat menyebabkan iritasi kulit. Jumlah yang akan dipakai, sesuai dengan
luas permukaan kulit yang terkena infeksi.
0 komentar:
Posting Komentar